Antara Kau dan Aku

4 Juli 2014


“aku ingin melihat cermin” pintamu. tapi tak ada cermin disini. yang aku

lihat hanya bayanganku dalam pupilmu yang coklat. malam ini, seperti

yang kau janjikan. fragmen kenangan kembali. mimpi mimpi membumikan

bahasa. jalanan membawa rute menuju dataran kata. di sepanjang jalan

dan kenangan. di ejaan bahasa dan kata. kau memperlihatkanku sebuah

indentitas yang buram. aku tak peduli. kau bahkan tak mengerti intuisi. kita

adalah akar yang menopang cemara. identitas kau dan aku tak pernah

ada dalam kata. bahkan akarmu dan akarku bukan pada cemara yang

sama. maka malam ini, seusai perdebatan panjang antara kau dan aku,

kau menginginkan cermin. tapi tak ada cermin disini, sayang. tak ada

gambaran parasmu yang membuatku ingin menelan ludah.

 

“berikan aku parasku” pintamu.